SELAMAT DATANG & SELAMAT MENIKMATI BLOG INI

Rabu, 24 Oktober 2012

KETIKA IBU HARUS KUTINGGALKAN


<a href="http://pandawalimamedan.blogspot.com/2012/10/ketika-ibu-harus-kutinggalkan.html" alt="Ibu Tersayang"/></a>
Ibu Tersayang
Tulisan ini saya dedikasikan buat Ibu saya tercinta : Khairiyah binti Sahiri.
I Love You so much Mak.....

Malam ini suasana rumahku terasa lebih tenang, sesekali masih ada suara piring di
dapur sedang dikeringkan oleh mbok Nah. Dua minggu belakangan ini memang sudah
beberapa kali diadakan acara di rumahku sehubungan dengan rencana pernikahanku
dengan Lita. Ibuku sibuk mengundang saudara-saudaranya, mengundang kelompok
arisan dan sebagainya. Dari acara lamaran sampai menjelang hari pernikahan
besok, memang membuat rumahku sangat sibuk. Jika malam ini suasana sepertinya
hening, kutahu itu karena penghuninya banyak yang sudah kelelahan, termasuk
aku, sebenarnya lelah juga menyiapkan segala sesuatunya, tetapi bagaimanapun,
aku merasa sangat bahagia.

     Dikeheningan rumahku ini terlintas keinginanku untuk berbicara dengan ibu. Sosok
wanita yang telah membesarkan aku dan dua adikku tanpa bapak. Sepuluh tahun
yang lalu, bapak meninggal dunia karena sakit dan sejak itu, ibu yang
melanjutkan semua usaha ayah. Aku adalah anak tertua yang mulai besok tidak
akan tinggal di rumah ini lagi. Untuk menempuh hidup baruku, aku telah membeli
sendiri sebuah rumah mungil dan sebagai hadiah, ibu telah mengisi rumahku itu
dengan perabotan yang lengkap.
     “Ibu..Belum tidur?” Tanyaku. Ibuku sedang duduk di ranjang sambil membaca sebuah
buku.
     “Sebentar lagi ibu tidur, nak.” Tanya ibuku. Aku menghampiri ibuku dan memegang
tangannya.
     “Ibu, kita semua sudah sangat sibuk belakangan ini. Tapi aku belum pernah sempat
menanyakan pada ibu, apakah ibu baik-baik saja?” Tanyaku pelan. “Besok aku
sudah tidak akan tidur di sini lagi, bu.” Lanjutku.
     “Ibu senang engkau menanyakan hal ini, ibu tidak menyangka engkau akan
menanyakannnya… Ibu merasa bahagia bahwa engkau akan hidup mandiri dengan orang
yang kausayangi.” Jawabnya masih tersenyum.
     “Aku akan kangen sekali sama ibu. Apakah ibu akan kangen padaku?” Tanyaku, tiba-tiba
airmataku menitik.
     “Dika, setiap saat, ibu akan merindukanmu. Engkau adalah anakku… Tapi, ibu pun pernah
punya suami dan sebuah rumah tangga, sekarang giliranmu untuk menjalankan
sebuah rumah tangga. Ibu akan selalu merindukanmu sebagai anak ibu, tetapi ibu
tidak akan merindukanmu seperti ingin memilikimu selama-lamanya dan merampasmu
dari anak dan istrimu kelak. Hidup ini punya porsinya masing-masing. Jangan
khawatir sayang, ibu akan baik-baik saja… Ibu selalu menyayangimu, selalu
mendoakanmu, nak.” Katanya masih tersenyum.
     “Jika aku sakit, apakah ibu akan membawakan aku sup buatan ibu yang selalu membuat
aku cepat sembuh itu?” Tanyaku, setengah bercanda namun berharap juga agar
tetap dimanja.
     “Hhm..Yang jelas, ibu akan minta ijin dulu dengan Lita. Jika ia mengijinkan, pasti
ibu bawakan. Tetapi jika ia sudah memasakkan sup untukmu, ibu tidak akan
merampas haknya sebagai istri untuk membahagiakan suaminya.” Jawab ibuku
disertai sebuah ciuman di keningku. Kurasa ibuku benar, hidup ini sebenarnya
tidak rumit jika masing-masing pribadi mengerti porsi hidupnya masing-masing
dan tidak saling melangkahi. “Selamat malam ibuku sayang.”

Oleh Yacinta
Senduk SE, SH, MBA, LLM

Reposted by : PANDAWA LIMA

2 komentar:

  1. Postingannya sangat mengingatkan diriku sob, sangat bagus dan mengingatkanku pada ibuku sendiri.memang Ibu yg baik dan bijak selalu memberikan yg terbaik bahkan menyadarinya bahwa pada akhirnya kita semua akan memiliki tanggung jawab masing^, dan tidak rumit jika kita mengerti serta memahami porsi kehidupannya dan tidak melangkahi.
    trims infonya sobat

    BalasHapus
  2. Alhamdulilah.... smg bermanfaat buat sohib lainnya...

    BalasHapus

Silahkan berkomentar menggunakan hati nurani dan tidak mengandung SARA, SEX dan POLITIK"